Resume I

Apri 25, 2009


Catatan Inge (buat bikin laporan), 22 November 2008


Bisnis itu bukan soal uang, tapi soal manusia. Ini berarti memahami manusia.

Kebangkrutan kaum super kaya umumnya disebabkan oleh naluri agresif yang tidak terkendali. Rencana bisnis yang ambisius menyebabkan sang miliarder mirip penjudi Las Viegas, yang memertaruhkan segala miliknya untuk suatu proyek.

Ambisi yang tak terukur, dan naluri agresif yang tak terkendali, pada dasarnya merupakan akibat dari buruknya cara mereka melihat diri sendiri. Kadang-kadang ada unsur ketamakan, yang muncul dari perasaan tidak senang kalau ada orang lain yang mencapai prestasi lebih baik.
Kemampuan melakukan evaluasi diri secara proporsional merupakan kunci untuk mengatasi masalah hiper-ekspansif itu. Ini berarti sang miliarder memerlukan saat-saat khusus untuk melakukan kontemplasi tentang apa yang sudah dilakukan, dan apa yang akan dilakukan.


TRANSFORM – Hermawan Kartajaya

Menjalankan transformasi organisasi bagaikan mengayuh sepeda—awalnya teras berat namun lama kelamaan akan terasa ringan seiring dengan makin cepatnya laju perubahan. Pada suatu titik yang disebut point of no return, transformasi akan bergulir tak mengenal henti. Dengan demikian, tantangan terberat proses transformasi justru terjadi pada saat-saat awal di mana status quo sistem dan paradigma lama masih mengeras dan psikologis karyawan belum siap menatap perubahan.




Berawal dari program membantu program rebranding BNI tahun 2004, yang berperan sebagai strategic integrator (mensinergikan proses rebranding sehingga pergantian logo tidak lepas dari kerangka besar transformasi BNI).
Pengelolaan perubahan tidak semudah seperti yang diceritakan dalam buku-buku manajemen. Apalagi aspek pengelolaan perubahan yang dimaksud sifatnya menyeluruh, mulai dari redefinisi visi dan misi, pembentukan organisasi baru, pembangunan budaya baru, pembangunan servis dan infrastruktur teknologi insformasi, branding, dan masih banyak lagi.
Perlu pendokumentasian secara menyeluruh mengenai proses transformasi, meliputi berbagai aspek mulai dari latar belakang, agenda dan program kerja sampai rencana selanjutnya pasca-transformasi yang terdiri dari beberapa tahapan.
Melakukan riset komprehensif antara lain mewawancarai para karyawan di berbagai jabatan, mulai dari direksi, kepala divisi, pemimpin kelompok, tim-tim stratejik, tim pendamping di perusahaan (counterpart) sampai para konsultan yang membantu perusahaan.





Transformasi sebuah organisasi itu seperti mengayuh sebuah sepeda tua. Awalnya terasa berat, lama kelamaan seperti mengayuh dalam udara hampa. Kita akan mengalami point of no return, di mana transformasi organisasi bergulir dan melaju tak mengenal berhenti.
Tantangan terberat sebuah proyek adalah di awal ketika memulainya. Pada saat-saat ini status quo sistem dan paradigma lama sudah begitu mengeras sehingga sulit dicairkan. Juga secara psikologis, banyak orang yang merasa dalam comfort zone sehingga mereka umumnya memiliki sense of crisis yang rendah. Kalau sudah begini biasanya denial (penolakan) dan resistence (resistensi) dari orang-orang di dalam organisasi untuk berubah menjadi sangat tinggi.
Celakanya, proses awal inilah yang amat menentukan bagi kelangsungan hidup selanjutnya. Begitu gagal di awal, proyek transformasi selanjutnya akan berjalan merayap, terkatung-katung, moral dan energi orang-orang di dalam organisasi akan melempem, dan kondisi terjeleknya, organisasi akan set back, kembali ke status quo awal. Transformasi jalan di tempat.

posted under |

No comments:

Newer Post Older Post Home